gravatar

BENCANA DALAM RAGAM PANDANGAN (I)

Share/Bookmark

Gempa jogja
     ACEH belum sembuh,setelah itu gempa berkekuatan 5,9 SR(sekala rechter)mengguncang DIY dan jawa tengah bagian selatan pada 27 mai 2006.akibatnya pun sama berat,kehancuran fisik yang juga dasyat,lebih duka lagi menelan korban lebih dari 6000 orang meninggal dunia,selain luka fisik dan trauma psikologis.dua bencana tersebut boleh dikatakan sebagai musibah nasional yang dahsyat.
Belum tuntas penanganan gempa di DIY dan jateng,gempa juga menimpa lampung dan maluku.tidak lama kemudian,senin 17 juli 2006 indonesia di guncang lagi bencana berangkai berupa gempa dan tsunami di pangandaran (ciamis),cilacap(jawa tengah),cipatujah(tasikmalaya),dan pameungpeuk(garut),yang pengaruh gempanya terasa hingga ke Jakarta dan pesisir selatan jawa timur.ratusan korban kembali berjatuhan,juga kehabcuran fisik dan lingkungan.setelah itu gempa beruntun terjadi pula di banten,goronntalo,sulawesi tengah,bali,pontianak,dan sebagian wilayah Sumatra.kini ancaman gempa dan tsunami telah mewabah dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama di wilayah-wilayah rawan kedua bencana tersebut.
     Bencana lain juga bermunculan.beberapa desa di porong,sidoarjo,jawa timur tiba-tiba dikejutkan oleh bencana Lumpur panas dari sumur eksplorasi lapindo barntas yang hingga lebih dari satu bulan belum teratasi.selain membanjiri beberapa desa,luapan lumpur panas itu juga telah memicu kanflik antara desa tetangga.sementara itu,bencana lain datang lagi.banjir besar menimpa sejumlah daerah Sulawesi selatan seperti sinjai,bantaeng,dan sebagainya.masyarakat di buat terkejut,daerah yang biasanya tidak banhir,tiba-tiba di timpa bencana alam dan juga menakutkan.banjir juga menimpa daerah Martapura di kalimantan selatan dan digorontalo,dan juga terbilang banjir besar.
    Juka didaerah-daerah tersebut terjadi bencana banjir, di wilayah atau di daerah lain justru kekeringan.leleringan melanda beberapa daerah di jawa barat (karawang,purwakarta,pandeglang,cianjur,dan lain-lain),Jawa tengah (pemalang,grobogan,dan daerah-daerah panti utara),dan lain-lain, yang menyebabkan penduduk kesulitan memperoleh air dan petani pun mengalami kerugian karena tidak dapat bercocok-tanam.diperkirakan hingga tiga bulan kedepan sejak Juli,di sejumlah daerah di indinesia akan mengalami kekeringan,yang menambah kesulitan hidup bagi penduduk setempat.kita tidak tahu bagaimana langkah dan antisifasi pemerintah dalam menghadapi rentetan bencana yang memilukan itu.apakah masih tetap semerawut dan tidak sigap dengan penanganan pasca bencana yang amburadul ? semoga tidak seperti itu agar bencana fisik tidak disertai bencana sosial dan politik,yang kian menambah beban rakyat.
    Indonesia kini sungguh telah menjadi negri bencana.bencana?begitulah istilah umum yang di pakai untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian buruk yang tidak diinginkan.orang islam menyebut bencana sebagai musibah,yang memiliki makna keagamaan.bencana memang melekat dengan kehidupan manusia,juga trauma yang di timbulkannya.kita diingatkan oleh allah tentang bencana atau musibah sebagai realitas kehidupan manusia didunia yang fana ini,sebagai mana firman-nya dalam Al-Quran,yang artinya :dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu,dengan sedikit ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,juwa danbuah-buahan.dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS Al-Baqarah/2:155).islam memang banyak memberi banyak penjelasan yang lengkap dan filosofis seputar musibah dan peristiwa alam yantg sering disebut bencana itu.
     Istilah bencana,menuntut Kamus Besar Bahasa Indonesia,ialah  “sesutu yang menyebabkan(menimbulkan)kesusahan,kerugian,atau penderitaan ;malapetaka;kecelakaan;marabahaya.”.dalam sisi lain yang khusus,terutama dalam konteks perilaku manusia,bencana ialah “gangguan,godaan,tipuan”.pendek kata,bencana ialah segala sesuatu yang terjadi yang menimbulkan kesusahan hidup,baik berupa bencana alam maupun bencana sosial.jika banjir,gempa,tsunami,kekeringan,tanah longsor,luapan Lumpur panas,dan sejenisnya termasuk bencana alam;maka tragedy seperti perang dan konflik sosial dapat dikatakan sebagai bentuk dari bencana sosial.kecelakaan pesawat,kapal laut tenggelam,dan tragedy-tragedi serupa,dapat di golongkan kedalam bencana,lebih-lebih yang berskala besar,yang lebih dekat kebentuk bencana sosial atau kemanusiaan.
    Jika dilahat dari sebab-musababnya,bencana yang menimpa manusia atau masyarakat itu dapat dikelompokan kedalam beberapa kategori.Pertama,bencana yang murni akibat hukum atau tabi’at alam seperti gempa bumi dan tsunami,yang tidak memperoleh campur tangan manusia,kalau punada tentu sedikit dan tidak langsung.Kedua,bencana yang murni merupakan produk ulah manusia seperti perang,konflik,prmbunuhan massal(genocide),dan sebagainya.Ketiga,merupakan perpadauan antara tabi’at alam dan perilaku manusia seperti banjir,tanah longsor,hutan terbakar,kecelakaan lalulintas,dan sebagainya.Keempat,bencana yang langsung diturunkan Tuhan kepada manusia karena kedurhakaan atau kejahatan yang sudah melampaui batas seperti yang menimpa penduduk Saba’ di Yaman,kaum Madyan dan Fir’aun di Mesir,raja Abrahah yang menyerang Ka’bah,banjir dizaman Nabi Nuh,dan lain sebagainya.Dalam kenyataan nya,keempat sebab itu dapat saling berkaitan,sehingga bencana alam maupun sosial sering bersifat kompleks atau tidak sederhana.
      Karna itu,bencana atau musibah itu menjadi bagian dari persoalan hidup umat manusia sepanjang sejarah yang terkait dengan relasi manusia dalam berbagai lingkungan sistemnya,baik dalam hubungan denga Tuhan,sesama manusia,maupun alam raya.Bencana selalu terjadi dalam sejarah perjalanan manusia sejak dulu hingga kini,bahkan sampai kehidupan dunia ini berakhir,yang ditandai dengan kehadiran goncangan terbesar dan dahsyat(al-Zilzalah),yakni datangnya Hari Kiamat .Karena melekat dengan kehidupan manusia,maka sikap manusia dalam menghadapi bencana juga beragam sesuai dengan situasi-kondisi dan dalam pikiran yang melekat atau menyertainya.
      Beragam sikap atau prilaku manusia dalam menghadapi bencana. Ada yang cepat memahami dan sikap pasrah atas apa yang terjadi betapapun buruk, pahit, dan sulitnya. Ada pula yang memprotes atau memberontak serta tidak mau menerima kenyataan atas bencana yang terjadi. Lainnya, terdapat pula yang tidak menyadari bencana itu, sebagai sesuatu yang tidak sederhana, dan sekedar melihatnya secarafisik atau rasio (akal), sehingga bencana itu diletakan sekedar bencana belaka. Terdapat pula yang menyikap bencana dengan mengambil hikmah dan menariknya ke rahasian atau relasi ketuhanan, sehigga memberi bingkai maknawi atas bencana yang terjadi, betapapun pahit dan bratnya. Bahkan, terdapat manusia atau sekelompok orang yang memanfaatkan situasi bencana untuk kepentingan tertu, seperti politisasi bencana u ntuk kepentingan-kepentingan politik atau kepentingan lainnya. Manusia memang berangam, sehinnga bermacam-macam pula dalam menyikapi bencana, sebagaimana dalam menghadapi kehidupan di muka bumi ini.
       Bukan hanya keragaman sikap, bencana pun dimaknai atau dijelaskan atau ditafsirkan berdasarkan, pandangan-pandangan yang juga beraga. Dalam bahasa ilmu sosil, pandangan mengenai kenyataan yang terjadi seperti itu disebut dengan perspektif atau konstruksi. Realita kehipan seperti halnya bencana dijelaskan, di maknai, dan di tafsirkan berdasarkan sudut pandangan tertentu. Sudut pandangan tersebut biasanya bertumpu pada alam pikiran yang sudah mendarah daging (internalized) atau melembaga (instituzionalzed) seperti halnya ilmu pengetahuan,ideology,filsafat,dan agama.manusia memiliki kacamata atau bingkai pandangan tertentu dalam memahami,menjelaskan,menafsirkan ,hingga menyikapi apa yang terjadi dalam kehidupannya,termasuk peristiwa yang bernama bencana.
        Dalam menghadapi bencana alam yang terjadi belakangan di negri tercina,dapat di saksikan atau disimpulkan bagaimana masyarakat memandang atau menafsirkan atau mengkonstruksi bencana yang terjadi.apalagi dengan bencana gempa dan meletusnya gunung merapi yang terjadi di DIY dan jawa tengah,selalu disertai bermacam pandangan tertentu yang sangat kental,yakni pandangan mitos atau mitologis,yang memang melekat dalam budaya atau alam pikiran kolektif masyarakat jawa di daerah perdalaman jawa bagian selatan ini.sementara itu,selain mitos (mitologis),sebagaimana pada umumnya yang tardapat di wilayah lain,bencana alam di konstruksi dengan pandangan ilmu pengetahuan dan agama.

DR. H. HAEDAR NASHIR, Msi ( Ketua PP. Muhammadiyah)

(Sumber: Suara Muhammadiyah Tanggal 16-31 Agustus 2006)

Kalender

Banner Back Link



Untuk yang mau tukar & naruh banner seperti di atas tinggal copy & paste kode berikut

Bahasa

SMS Gratis

Pengikut