Archives

gravatar

Mari bangkit PEMUDA ISLAM.......

Share/Bookmark



“Wahai para pemuda, kerahkan potensi dirimu selagi masih muda karena belum pernah aku lihat karya yang paling berharga selain yang dilakukan oleh para generasi muda”. (Ibnul Jauzy, Shifatush Shofwah, Jil. IV, hlm. 24).

Pemuda dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah tiang masa depan yang amat potensial. Mereka adalah kekuatan yang memotori kemajuan bagi peradaban manusia, sebab energi dari pemuda maha kuat pancarannya di tengah-tengah dunia. Karenanya masa muda adalah masa yang paling produktif.

Mengingat pentingnya arti masa muda inilah, maka tidak mengherankan bila seluruh perhatian terkonsentrasi pada pergerakan destruktif atau organisasi-organisasi di dunia untuk mengeksploitasinya. Sebab setiap perubahan yang terjadi pada kalangan pemuda adalah perubahan pula bagi bangsa dan peradabannya. Sebagai contoh; revolusi Perancis yang menumbangkan kekuasaan monarki digerakan oleh para pemuda. Perjuangan pro demokrasi di RRC dan Burma juga digerakkan oleh para pemuda. Medan Tiananmen di Beijing, Cina boleh menjadi saksi bagaimana keberanian pemuda-pemudi menyongsong desingan peluru demi cita-cita demokrasi yang didambakannya. Bahkan foto yang merekam keberanian seorang pemuda pro-demokrasi menyongsong iringan tank baja menjadi foto jurnalistik terbaik dunia pada waktu itu. Para pengikut setia Lenin dan Stalin di awal kemenangan komunis di Uni Soviet kebanyakannya adalah para pemuda. Pemuda Michail Gorbacev ketika berusia 18 tahun menulis, “Lenin adalah ayahku, guruku dan Tuhanku”.

Perubahan yang di maksud juga pernah terjadi pada zaman Rasulullah Saw, dimana beliau lebih memusatkan dakwahnya kepada pemuda dari usia 8 hingga 40 tahun. Sehingga Rasulullah Saw pun bersabda, “Perjuanganku didukung oleh pemuda, oleh sebab itu wasiat yang baik untuk mereka”.

Pada akhirnya ditangan merekalah berdiri Daulah Islamiyah dan mereka menjadi pemimpin bagi dunia dan mengaturnya dibawah panji-panji Islam. Mereka meraih ketinggian itu atas dasar kesadaran yang tertanam dalam benaknya bahwa masa muda adalah masa yang paling menentukan dalam meniti langkah berikutnya. Akan tetapi situasi yang kita lihat saat ini menampakkan perbedaan yang cukup mencolok di banding dengan periode sebelumnya. Di zaman modern ini tidak jarang para generasi mudanya terbuai dalam impian-impian kosong, terpedaya oleh gemerlapnya duniawi yang semu dan menjadi propaganda-propaganda utama perzinaan. Mereka tidak mempunyai aktifitas yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat selain hanya hura-hura memperturutkan hawa nafsunya.

Kini, apakah yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh pemuda berusia 8 hingga 23 tahun? Remaja dan pemuda sekarang lebih aktif untuk memuaskan hawa nafsunya. Lihatlah cara berpakaian mereka, cara bergaul, kreatifitas dan sejenisnya. Gambaran remaja dan pemuda-pemudi yang tampil di berbagai media, tak ada bedanya antara mereka (yang mengaku Muslim) dengan artis-artis yang jelas menyebarkan kekufuran dan kesesatannya, realitas inilah yang terpampang di depan mata dan telinga kita.

Kita tidak mengelak bahwa sebenarnya jumlah umat Islam di seluruh dunia yang mencapai lebih dari satu milyar, tidak mampu ‘berbicara’ dalam forum internasional, dibidang apapun. Sekiranya Allah SWT tidak menganugrahkan kepada kita Shahwah Islamiyah (kebangkitan Islam), niscaya bencana itu akan menimpa secara menyeluruh diatas dunia. Karenanya, diharapkan dengan adanya dakwah dan tarbiyah yang dilakukan secara intensif, para aktifisnya mampu mengatasi dan mengarahkan generasi muda ke jalan yang lurus.

Dalam hal ini, Imam Asy Syahid Hasan Al Banna pernah berkata, “Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang didalamnya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan siap untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini yakni; (1) Keimanan, (2) Keikhlasan, (3) Semangat, dan (4) Amal, merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah hati yang peka, dasar keikhlasan adalah hati yang jernih, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah tekad yang membaja. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dahulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan setiap umat, rahasia kekuatan pada setiap kebangkitan, dan pembawa bendera setiap fikrah. ‘ Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk’. (QS. Al Kahfi: 13)”. (Prof. Dr. Abdul Hamid Al Ghazali, Pilar-Pilar Kebangkitan Umat, hlm. 57).

Dengan demikian pemuda telah mengikrarkan dirinya untuk sebuah kebangkitan atau kemunduran sebuah peradaban. Dalam sejarah dunia, pemuda terus-menerus mempelopori aksi-aksi yang mengundang decak kagum sampai hinaan yang paling hina, demikian pula terjadi pada sejarah Islam yang melahirkan mujahid-mujahid muda unggul dalam setiap tahun dan abad. Nabi Muhammad SAW ketika diangkat Rasul berumur empat puluh tahun. Pengikut beliau yang utama adalah pemuda. Diantaranya Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, masing-masing berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11), al Arqam bin Abil Arqam (12), Abdullah bin Mas’ud (14), Sa’ad bin Abi Waqash (17), Umar bin Khatthab (26), Ja’far bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritshah (20), Mushab bin Umair (24), Abu Bakar Ash Shiddiq (37), Hamzah bin Abdul Muthalib (42), dan sebagainya. Dikalangan  perempuan diantaranya Siti Khadijah, Siti Aisyah, Fatimah bin Khatthab, Sumayyah bin Khayyat, dan banyak lagi yang lainnya.

Diantara generasi selanjutnya dapat kita lihat contohnya, Imam Syafi’i telah hafal Al Qur’an pada umur 9 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun, sebelum akhirnya ia menjadi mujtahid dan salah satu imam madzhab terkemuka. Hasan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun. Usamah bin Ziad telah memimpin pasukan besar pada usia 18 tahun. Dan masih banyak contoh yang lainnya.

Sesungguhnya jihad pemuda bagaikan kekuatan yang bergelora,
sebab mereka akan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru yang baik,
mewujudkan cita-cita yang tak akan pernah sanggup dicapai
oleh orang-orang yang lemah dan tidak memiliki semangat
(Imam Hasan Al Banna)
....................readmore

gravatar

[TRUE STORY] Bekas Pelayan Tuhan Yesus Masuk Islam [NO SARA] [MUSLIM ONLY]

Share/Bookmark

Maaf rek ane ga ada maksud pd posting  ini.....

waktu jln2 di mbah google ane nemu yg beginian...

akhirnya ane membuat posting ini supaya arek2 yang lain bs membacanya jg
cekibrooooootttt.......................

....................readmore

gravatar

Merrita, Ayo sekolah lagi!!!!!!

Share/Bookmark

Hari senin saat semua siswa sedang terfokus dengan pelajaran BHS. Jepang...


tiba - tiba ada seseorang yang masuk ke kelas.,,,,,


taukah siapa dia???
....................readmore

gravatar

Ternyata Pastor Terry Jones Telah Memberikan Sumbangan Begitu Besar Kepada Islam

Share/Bookmark

1. Terima kasih Anda membuat Quran menjadi bestseller. Banyak Quran dan terjual di Amazon, lokal dan toko online Islam, sehingga memberikan manusia kesempatan untuk membaca dan merenungkan bimbingan Tuhan .

2. Terima kasih untuk keuntungan bisnis. Banyak orang penasaran dan membeli buku-buku Islam, sekaligus Quran, Ini memberi pendapatan tambahan bagi toko-toko Islam.

3. Banyak orang mengunjungi masjid-masjid untuk menghadiri pengajian dan presentasi tentang Islam, sehingga menerima pesan indah Islam.

4. Banyak orang menghubungii hotline ( saluran) GainPeace’s 800-662-Islam dan bertanya tentang iman Islam, Membuat kaum Muslim bisa memberikan kesempatan untuk menjelaskan Islam kepada warga negara kita. Anda menghasilkan lebih banyak publisitas bagi Islam, dibanding semua kampanye Kami selama ini.

5. Orang banyak mencari kata-kata Islam ‘dan’ Quran ‘ lewat Google . Dan ‘Semakin banyak Anda berbicara tentang Islam dan Quran.Lebih banyak orang datang ke website muslim untuk belajar tentang kebenaran Islam.

6. Perpustakaan sibuk melayani pinjaman cetakan Quran. Ya, perpustakaan di Amerika Serikat, Kanada dan Eropa sibuk meminjamkan salinan Quran untuk anggotanya.

7. Terima kasih karena Kami menghemat dolar untuk iklan tentang Islam. Publisitas Gratis untuk kata-kata ‘Quran‘ dan ‘Islam‘. Umat Islam bisa menghabiskan jutaan dolar, tapi tidak bisa menghasilkan publikasi yang sama sekaligus perhatian media. Sekali lagi terima kasih untuk Anda, firman Allah (Al-Quran) menjadi sebuah kata yang populer di rumah-rumah Kita.

8. Terima kasih untuk membangkitkan umat Islam. Muslim seluruh dunia sekarang lebih bergairah tentang indahnya iman dan damainya Islam dan ingin berbagi dengan tetangga, kolega, teman dan kemanusiaan.

9. Terima kasih untuk mendorong lebih banyak orang untuk memeluk Islam. Kami memiliki lebih banyak penelepon, belajar dan memeluk Islam dalam beberapa minggu terakhir,ini belum pernah terjadi sejak 40 tahun terakhir.

10. Terima kasih untuk mempersatukan hati nurani rakyat, Muslim, Yahudi, Kristen, Hindu, dan ateis, pada platform kebaikan bersama, cinta dan toleransi untuk melawan kebencian, bias dan kefanatikan.


sumber : kaskus.us
....................readmore

gravatar

Konspirasi di Balik Pernyataan Puteri Indonesia 2009 Tentang Jilbab

Share/Bookmark

Beberapa hari yang lalu di sebuah stasiun teleevisi swasta terdapat sebuah acara pemilihan/kontes kencatikan Putri Indonesia atau yang biasa disebut "Miss Indonesia".

Melihat acara tersebut saya jadi mempunyai sebuah pertanyaan besar, "Mengapa tak ada yang berjilbab ya?, Dimana ke eksis-an putri indonesia yang benar - benar beragama islam?, Apakah di Indonesia yang notabene sebagian besar penduduknya adalah beragama ISLAM bahkan terbesar di dunia, para putri - putrinya sudah tak lagi eksis dengan agamanya?" 

Pertanyaan tersebut membuat saya tertarik untuk mencari dan membaca beberapa artikel - artikel yang ada di internet. Saya menemukan beberapa artikel - artikel tentang "Konspirasi di Balik Pernyataan Puteri Indonesia 2009 Tentang Jilbab" dan menjadikannya sebuah artikel baru yang semoga bermanfaat.



Pernyataan Puteri Indonesia 2009 Tentang Jilbab

Saya merasa adanya unsur konspirasi pelecehan budaya dan aturan-aturan Islam yang telah Allah tetapkan. Mendengar sang Puteri NAD (Nangrore Aceh Darussalam) Qory Sandioriva mengeluarkan pernyataannya tentang Jilbab, saya merasa miris akan hal ini.



Berikut adalah kutipan dialog host PPI 2009 dengan Puteri Aceh Qory Sandioriva.

Host PPI 2009 (Charles Bonar Sirait dan Nadia Mulya) bertanya kepada Qary :
 “Biasanya peserta yang berasal dari Propinsi Serambi Mekah selalu mengenakan Jilbab. Tahun ini lain ya?”
Kemudian Qari menjawab :

“Saya sudah izin sama Pemda Aceh untuk tidak pakai jilbab dalam mengikuti ajang ini, dan mereka mengizinkan. Lagipula rambut bagi saya adalah mahkota. Dan saya ingin memperlihatkannya, karena saya bangga dengan keindahan. Alhamdulilah saya juga mendapatkan dukungan yang sangat besar dari Ibu Meutia Hatta. Semoga keputusan saya bisa diterima,”

Tapi setelah ia memenangkan kontes PPI 2009 itu, ia malah mengemukakan pernyataan yang bertolak belakang :

“Saya sebenarnya memang dari awal sehari-hari tidak mengenakan jilbab, alasan saya tidak mengenakan jilbab adalah karena masalah rambut. Karena rambut adalah suatu keindahan dan saya bangga dengan keindahan,”

Kemudian ia berharap ini tak jadi kontroversi :

“Ini keinginan saya sendiri tidak mengenakan jilbab. Saya tidak ingin ada kontroversi. Yang saya harapkan, masyarakat Indonesia mendukung untuk maju ke jenjang internasional. Saya nggak mau terjadi kontroversi. Memang keinginan sendiri untuk tidak pakai jilbab dan memang saya dalam keseharian tidak pakai jilbab. Saya hanya inginkan dukungan dari masyarakat Indonesia.”

Fariawati, ibunda Qory juga mengamini pernyataan anaknya tersebut :

“Sebenarnya kita sudah konsultasi dengan ulama dan pemda setempat, kalau makai jilbab adalah hak asasi manusia kan. Dia kan juga WNI, terdaftar pula sebagai warga Aceh,”

Begitulah pernyataan-pernyataan Qory Sandioriva, seorang bintang sinetron dan mahasiswi di jurusan Sastra Perancis, Universitas Indonesia ini. Dan saya juga mendapatkan beberapa fakta yang diungkapkan oleh teman sepermainannya yang juga berkuliah di fakultas yang sama. Bahwa Qary tidak memakai jilbab atau kerudung dalam kegiatan kesehariannya.

Qary tidak melepas jilbabnya, karena memang Qary tidak pernah berjilbab.”

Lalu mengapa Qary mengeluarkan pernyataan seperti itu?

Sebenarnya, yang pertama melakukan kesalahan ini adalah oknum host PPI 2009 tersebut (Charles Bonar Sirait dan Nadia Mulya), merekalah yang memancing pertanyaan yang bagi orang Aceh adalah hal yang sangat memalukan, tetapi Qary berbicara seperti itu seolah membanggakan “kesalahannya” sendiri.


Apakah ini adalah konspirasi dari kaum yang menolak hukum syariat Islam?

Bisa jadi begitu. Bahkan ada dua kemungkinan dalam kasus ini :
  • Pertanyaan host dan jawaban Qary sudah diskenariokan alias rekayasa! Bagi kaum hedonis, sekularis, liberalis, dkk. hukum syariat Islam adalah ancaman untuk kelangsungan kehidupan mereka yang serba mengusung kebebasan.

  • Qary menjawab pertanyaan yang bahkan dia sendiri tidak pernah melakukannya. Ini kemungkinan dilakukan untuk merebut simpati dari kalangan yang menolak hukum wajib memakai jilbab bagi kaum muslimin.

Dan faktanya :

  • Qary mengikuti ajang PPI 2009 mewakili Aceh, padahal Dewan Syariat Aceh sendiri menolak adanya putri daerah Aceh untuk mengikuti acara tersebut.

  • Qary lahir dan besar di Jakarta, 17 Agustus 1991. Menempuh pendidikan di Jakarta semenjak dia SD hingga kuliah di Universitas Indonesia. Jadi tidak berlebihan kalau saya bilang ia adalah anak Jakarta. Urusan ia warga Aceh atau tidak, itu bisa diurus dengan mudah.

  • Qary ingin persaingannya di PPI 2009 berjalan dengan mudah, karena itu ia tidak mengikuti audisi sebagai wakil dari Jakarta yang sudah pasti kesempatan untuk lolosnya sangat kecil.

 Mungkinkah kemenangan Qary sudah diatur untuk dijadikan acuan bagi penolakan hukum Syariat Islam?


Mari kita kutip kembali pernyataan dari Qary :

“Ini keinginan saya sendiri tidak mengenakan jilbab. Saya tidak ingin ada kontroversi. Yang saya harapkan, masyarakat Indonesia mendukung untuk maju ke jenjang internasional. Saya nggak mau terjadi kontroversi. Memang keinginan sendiri untuk tidak pakai jilbab dan memang saya dalam keseharian tidak pakai jilbab. Saya hanya inginkan dukungan dari masyarakat Indonesia.

Dan berikut ini adalah pernyataan dari Sekretaris Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tengku Faisal Aly :

Qory bukan cerminan putri Aceh. Untuk itu, ia tidak berhak mengatasnamakan rakyat Aceh. Ini sangat kita sesalkan. Sebenarnya Qory tidak mewakili Aceh, karena di daerah ini belum pernah ada pemilihan Putri Indonesia. Ulama Aceh tidak apriori dengan putri Aceh. Kegiatan itu boleh-boleh saja sejauh tidak menghilangkan jati diri sebagai putra daerah yang memiliki budaya Islam yang begitu kuat. Qory boleh saja mengikuti pemilihan putri Indonesia, itu hak dia. Tapi untuk menobatkan sebagai putri Aceh tidak bisa, karena dia tidak bisa menjaga sifat-sifat budaya Aceh yang Islami. Untuk itu, dihimbau kepada para remaja putri untuk selalu menjaga budaya Aceh yang kental dengan Islam. Jangan mudah terpengaruh dengan budaya barat yang sangat bertentangan dengan Islam. Saya rasa masih banyak cara lain untuk menjadi terkenal dengan tidak mengorbankan budaya daerah dan agama.”

Jelas sekali bahwa Ulama Aceh menolak pernyataan Qary dan menolak acara PPI 2009 tersebut. Jadi bagaimanakah Qary dan ibundanya dapat menjelaskan pernyataan-pernyataannya yang sebagai berikut :

Saya sudah izin sama Pemda Aceh untuk tidak pakai jilbab dalam mengikuti ajang ini, dan mereka mengizinkan. Lagipula rambut bagi saya adalah mahkota. Dan saya ingin memperlihatkannya, karena saya bangga dengan keindahan. Alhamdulilah saya juga mendapatkan dukungan yang sangat besar dari Ibu Meutia Hatta. Semoga keputusan saya bisa diterima,”

“Sebenarnya kita sudah konsultasi dengan ulama dan pemda setempat, kalau makai jilbab adalah hak asasi manusia kan. Dia kan juga WNI, terdaftar pula sebagai warga Aceh,”

Benarkah sudah disetujui?


Jadi apakah ada perempuan Muslimah yang sudah berketetapan untuk memakai jilbabnya kemudian melepasnya hanya untuk acara keduniawian seperti ini?


SEPENUHNYA TIDAK! KARENA ITU BUKAN CERMINAN PEREMPUAN MUSLIMAH!!

 Apa pendapat Al-Qur’an mengenai hal ini?


Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(QS Al-A’raaf (7) : 26)

Tanda yang saya beri warna merah memiliki pengertian :

  • Kami (Allah beserta para nabi dan rasulnya) menurunkan (memerintahkan) kepada manusia untuk memakai pakaian yang menutupi aurat. Pakaian juga diperbolehkan untuk pamerkan (sebagai perhiasan) dengan catatan, menutup aurat.

  • Kalimat “…mudah-mudahan mereka selalu ingat. adalah nasihat, sindiran, atau mungkin pula peringatan dari Allah kepada manusia untuk selalu mengingat hal ini.

Tentunya apabila kita melihat ayat tersebut, kita sudah mengerti bahwa Allah menyuruh kita menutupi aurat kita dengan pakaian kita. Lalu sebatas manakah aurat pada kaum perempuan?

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nuur (24) : 31)

Yang dimaksud dengan “…janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” adalah perhiasan yang diberikan oleh Allah berupa keseluruhan wajah, mata, alis, bibir, hidung, pipi, dsb. yang disebut perhiasan kecantikan. Hal ini dikukuhkan dengan persepsi laki-laki bahwa kecantikan wajah adalah pemikat cinta dalam pandangan pertama kepada seorang gadis. (Kalau pemikatnya anggota tubuh selain wajah itu bukan pemikat cinta, melainkan nafsu setan.)
Kemudian dipertegas lagi aturan berjilbab dalam surah lainnya :

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Ahzab (33) : 59)

Jadi sudah jelaslah bahwa Allah mewajibkan kaum perempuan untuk memakai jilbab.
Kemudian pernah seorang gadis memberikan pernyataan kepada saya.

“Memakai kerudung (jilbab) itu kan Hak Asasi Manusia, tidak boleh dipaksakan. Kalau sudah waktunya nanti juga akan memakainya kok. Lagipula kan lebih baik mengerudungkan (menjilbabkan) hati dulu, baru badan.”

Adakah kebenaran dalam pernyataan ini?

Sepenuhnya salah! Mengapa?

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.(QS Al-Ahzab (33) : 36)

Kini jelaslah bahwa orang-orang yang melanggar ketetapan Allah termasuk orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan mereka adalah telah sesat, sesat yang nyata!

Komentar dari Wongbodo :

Apakah nanti pembela HAM akan sanggup membela di akhirat nanti atau bahkan mungkin amnesti internasional akan turun tangan untuk membela di hadapan Allah ketika ditanya pertanggung-jawaban mengenai hal itu???





Allah mewajibkan kaum perempuan mengenakan jilbab karena Allah Maha Penyayang. Hukum Islam justru melindungi kaum perempuan dari eksploitasi dan pelecehan terhadap perempuan.

Ada pernyataan lucu dari seorang gadis :

“Nanti aja deh taubatnya kalau udah tua. Kan bisa pakai kerudung (jilbab) kalau sudah tua.”

Pernyataan ini tergolong pernyataan yang membatalkan penyataannya sendiri (false words), mengapa?

  • Kita tidak tahu umur kita, apakah kita akan hidup sampai tua atau bahkan mati muda?

  • Perempuan yang sudah tua (nenek-nenek) sudah tidak diwajibkan memakai jilbab dengan tujuan tidak memamerkan auratnya, namun demikian memakai pakaian yang tertutup dan sopan itulah yang lebih utama, seperti yang difirmankan Allah SWT dalam ayat berikut :

Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Nuur (24) : 60)

Maka dengan ini saya nyatakan : Pernyataan Qary adalah penyataan bodoh dari seorang yang mengaku muslimah, bahkan ia bangga dengan hal itu.

Penulis : Tio Alexander™

Kalau Marwa El-Sherbini, sang Mujahidah Jilbab saja mau mengorbankan nyawanya demi ketaatannya kepada Allah. Yang ini malah mengorbankan jilbab dan ketaatannya demi Popularitas dan prestasi duniawi semata.




 
....................readmore

gravatar

for Meritta

Share/Bookmark

Merita cepat sembuh ya...

Anak2 MAN 3 terutama nak kelas Agapatig (XI IPA 3) terus ngedoain kamu......

guru2 juga ikut ngedoain kamu..

semoga kamu dapat kumpul bareng kita lagi....

Amin....
....................readmore

gravatar

WAJAH BURUK YAHUDI

Share/Bookmark


Potret Yahudi, di mata umat Islam, memang demikian kelam. Sejak jaman baheula (dahulu) hingga kini, kejahatan dan keculasannya teramat sulit untuk dilupakan. Saking banyaknya, bisa jadi daftar riwayat kekejiannya bakal memenuhi lemari sejarah.

Orang-orang Yahudi memandang bahwa mereka adalah umat pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka merasa diistimewakan dan dilebihkan atas seluruh umat pada zamannya, yaitu semasa Nabi Musa ‘alaihissalam. 
Disebutkan oleh Abul Fida` Ismail Ibnu Katsir rahimahullahu dalam Tafsir-nya, bahwa dilebihkannya mereka atas umat-umat yang lalu pada masanya, yaitu dengan dikaruniai keutamaan diutusnya para rasul Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kalangan mereka, diturunkan kitab-kitab suci kepada mereka, dan diberinya mereka kerajaan. 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman berkenaan dengan keutamaan yang telah diberikan kepada mereka: 
يَا بَنِي إِسْرَائِيْلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِيْنَ

“Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat.” (Al-Baqarah: 47) 
Kata al-yahudu (الْيَهُودُ), menurut Ibnu Manzhur dalam Lisanul ‘Arab, secara etimologi berasal dari kata hadu (هَادُوا) yang bermakna mereka telah bertaubat. Sepadan dengan itu, Ibnu Katsir rahimahullahu dalam Tafsir-nya mengungkapkan pula bahwa al-yahud adalah para pengikut Musa ‘alaihissalam. Mereka adalah orang-orang yang berhukum pada Taurat di zamannya. Kata al-yahud itu sendiri adalah at-tahawwudu (التَّهَوُّدُ) yang memiliki makna at-taubah. 

Sebagaimana Musa ‘alaihissalam berkata: 
إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ

“Sungguh kami telah bertaubat kepada-Mu.” (Al-A’raf: 156)

Maka, penamaan mereka dengan al-yahud lantaran sikap taubat mereka. Adapun secara nasab, mereka digariskan kepada anak keturunan Ya’qub ‘alaihissalam.
Al-Qur`an sendiri banyak membongkar keculasan watak Yahudi. Walau mereka telah mendapatkan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun karunia tersebut tidak disyukuri sebagaimana mestinya. Bahkan mereka menunjukkan sikap pembangkangan, arogan, dan durhaka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mereka semestinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala namun justru menjadikan ‘Uzair sebagai anak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihatlah, bagaimana mereka berpaling dari apa yang mereka janjikan untuk bertauhid. Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka kedok watak mereka yang sebenarnya: 
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيْلَ لاَ تَعْبُدُوْنَ إِلاَّ اللهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَقُوْلُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةَ
وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيْلاً مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُوْنَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kalian menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat. Lantas kalian tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil dari kalian, dan kalian selalu berpaling.” (Al-Baqarah: 83)

Kemudian, nyata sekali kebatilan agama Yahudi setelah mereka menjadikan ‘Uzair sebagai anak Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana orang-orang Nasrani menjadikan Al-Masih sebagai anak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman-Nya: 
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُوْنَ قَوْلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُوْنَ

“Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair itu putera Allah’. Dan orang-orang Nasrani berkata: ‘Al-Masih putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka. Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka bisa berpaling.” (At-Taubah: 30)

Tak cuma itu. Mereka pun melakukan penyimpangan tauhid dengan menjadikan para ulama (al-ahbar) dan orang-orang ahli ibadah (ar-ruhban) sebagai sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. 
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُوْنِ اللهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (mereka juga mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya diperintah menyembah Ilah yang Esa, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)

Menjelaskan ayat di atas, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan menyatakan, bahwa para alim dan ahli ibadah tersebut merupakan kalangan Yahudi dan Nashara. Yahudi dan Nashara telah menjadikan para ulama dan orang-orang ahli ibadah dari kalangan mereka sebagai tuhan (sesembahan) selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. (I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, hal. 120)

Termasuk yang menyebabkan mereka menjadi musuh Islam, adalah sikap Yahudi yang gemar mengubah ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti disebutkan Ibnu Katsir rahimahullahu saat memberi penafsiran terhadap ayat: 
وَمِنَ الَّذِيْنَ هَادُوا سَمَّاعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُوْنَ لِقَوْمٍ آخَرِيْنَ لَمْ يَأْتُوْكَ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ مِنْ بَعْدِ مَوَاضِعِهِ

“Dan di antara orang-orang Yahudi amat suka mendengar (perkataan/berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum datang kepadamu. Mereka mengubah-ubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya…” (Al-Ma`idah: 41) 
Maka kata Ibnu Katsir rahimahullahu, bahwa yang dimaksud orang-orang Yahudi adalah mereka yang merupakan musuh-musuh Islam dan pemeluknya secara menyeluruh. Mereka mengubah-ubah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menafsirkannya dengan tafsir yang bukan sebagaimana dimaksudkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. 
Sisi lain, kaum Yahudi pun melakukan penolakan terhadap Al-Qur`an. Ketika mereka diperintahkan untuk beriman kepada Al-Qur`an, mereka melakukan tindak pembangkangan dan arogansi secara menantang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 
وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُوْنَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُوْنَ أَنْبِيَاءَ اللهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Berimanlah kepada Al-Qur`an yang diturunkan Allah’, mereka berkata: ‘Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami’. Dan mereka kafir kepada Al-Qur`an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Qur`an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: ‘Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?’.” (Al-Baqarah: 91)

Mereka tak hendak memancangkan keimanan di dalam hati mereka terhadap Al-Qur`an. Mereka sekedar mencukupkan diri sebatas pada Taurat dan Injil. Padahal Al-Qur`an telah mencakup dan membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya, termasuk Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Inilah bentuk kesombongan Yahudi. Pantas bila kemudian mereka mendapat laknat disebabkan sikap-sikap mereka yang tidak mau beriman dan bersikap melampaui batas: 
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُوْنَ

“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (Al-Ma`idah: 78)
Selain itu, mereka termasuk pula orang-orang yang mendapat murka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala: 
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلاَّ بِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah.” (Ali ‘Imran: 112) 
... وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللهِ ...

“…dan mereka mendapat kemurkaan dari Allah…” (Al-Baqarah: 61) 
فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ..

“Dan mereka mendapat murka setelah kemurkaan…” (Al-Baqarah: 90)
Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu saat menerangkan ayat-ayat di atas, bahwa (ayat-ayat tersebut) ini merupakan penjelas bahwasanya al-yahud dimurkai atas mereka. (Iqtidha` Ash-Shirath Al-Mustaqim, hal. 117)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu, dalam menjelaskan Yahudi sebagai kaum yang dimurkai, mengutip pula hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu. Hadits ini dihasankan Asy-Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani rahimahullahu. Disebutkan dalam hadits tersebut: 
فَإِنَّ الْيَهُوْدَ مَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ، وَإِنَّ النَّصَارَى ضَلاَّلٌ

“Sesungguhnya Yahudi dimurkai atas mereka, dan sesungguhnya Nashara adalah orang-orang yang sesat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2953) 
Itulah sosok Yahudi. Digambarkan secara transparan melalui Al-Qur`an dan As-Sunnah. Walau mereka telah memahami apa yang termaktub dalam kitab mereka, namun mata hati mereka tumpul untuk menerima kebenaran. Tak kalah sengitnya adalah sikap permusuhan mereka terhadap kaum muslimin. Permusuhan yang dilandasi keinginan mereka untuk menyatukan millah (nilai syariat) sesuai dengan yang mereka kehendaki. 
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيْرٍ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan kepada Rasul-Nya, sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan pernah ridha (senang) kepadanya kecuali setelah mengikuti agama mereka. Karena sesungguhnya, mereka adalah orang-orang yang gencar menyeru (mengajak) orang-orang agar masuk ke dalam agama mereka. (Lihat Taisir Al-Karimi Ar-Rahman fi Tafsiri Kalam Al-Mannan karya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di v dalam menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 120)

Dipertegas oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu, bahwa seandainya engkau memberi apa yang mereka minta, mereka tetap saja belum senang kepadamu. Sesungguhnya, mereka akan merasa senang kala dirimu mau meninggalkan Islam dan mengikuti (agama) mereka. (Al-Jami’ li Ahkami Al-Qur`an, 2/507)

Mencermati pernyataan para ulama di atas, memberi asupan berupa peringatan betapa kerasnya tekad kaum Yahudi dan Nasrani untuk menggaet kaum muslimin keluar dari agamanya. Penjelasan para ulama di atas tentu saja tidak bisa hanya diperhatikan dengan memicingkan sebelah mata. Karena pergulatan dakwah di dunia nyata, pemurtadan terhadap kaum muslimin demikian marak.

Ini merupakan bukti bahwa permusuhan yang mereka lancarkan kepada kaum muslimin bukan sekedar faktor perebutan kekuasaan atau masalah kepemilikan atas status wilayah, namun lebih dari itu lantaran masalah agama.

Pendudukan wilayah Palestina oleh Yahudi bukan sekedar orang-orang Yahudi membutuhkan tempat untuk tinggal. Namun perjuangan mereka untuk merebut tanah Palestina adalah lantaran dilandasi idealisme keagamaan.

Maka gambaran-gambaran yang telah dipaparkan dalam tulisan ini hanya sebagian kecil dari yang bisa ditampilkan untuk melihat wajah buruk Yahudi.

Bercokolnya negara Israel di wilayah Palestina merupakan salah satu “permainan” tingkat global yang dipertontonkan kaum Yahudi. Aksi-aksinya yang sistematis dan didukung lobi zionis menjadikan daya gigit mereka terhadap musuh-musuhnya terasa lebih ampuh.

Tapi, benarkah mereka kokoh? Tidak. Mereka lemah, karena menjadikan pelindung (penolong) selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kekuatan yang mereka susun tak ubahnya bak sarang laba-laba. Walau nampak rapi tersistem, namun senyatanya lemah sekali. Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba. 
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِ اللهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (Al-‘Ankabut: 41)

Tapi, kenapa kaum muslimin tetap tak berdaya menghadapi mereka? Ya, karena kaum muslimin masih carut marut. Masing-masing berjalan dengan pemahaman dan pikirannya sendiri-sendiri. Ada yang berjuang dan memiliki militansi yang tinggi, ternyata mereka berpaham Khawarij. Ada yang mencoba lebih lembut, berupaya menampilkan citra Islam yang damai dan sejuk, sehingga mengedepankan penataan spiritualitas, ternyata mereka penganut Sufi. Ada yang nampak cerdas, seakan mampu mengolah akal, ternyata mereka teracuni pemahaman Mu’tazilah. Ada yang berdakwah dengan menggiring penganutnya cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ahlu baitnya, ternyata mereka berbendera Syi’ah Rafidhah.

Maka, untuk membingkai kembali bangunan kaum muslimin sehingga tertata secara baik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan solusi sebagaimana tergambar dalam hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu 'anhuma. Kata beliau, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِيْنِكُمْ

“Apabila kalian terlibat jual beli ‘inah, kalian telah mengambil ekor-ekor sapi, kalian merasa senang dengan pertanian, dan kalian telah tinggalkan jihad, maka Allah akan timpakan atas kalian kehinaan. Tidak akan dicabut kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (Sunan Abi Dawud, no. 3458, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani v dalam Ash-Shahihah no. 11)

Kembali kepada agama dengan pemahaman yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya radhiyallahu 'anhum. Memahami agama sebagaimana para salafush shalih telah memahaminya.

Menukil apa yang dinyatakan Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullahu, bahwa ittiba’ (mengikuti) syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersabar dalam mengikutinya merupakan salah satu sebab turunnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: 
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian.” (Muhammad: 7)
Ini semisal dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma: 
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

“Jagalah (agama) Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah (agama) Allah, niscaya Allah akan di depanmu.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2516. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami’ no. 7957) 
Barangsiapa menjaga Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan menjaga agamanya, beristiqamah di atasnya, saling menasihati dengan kebenaran dan bersabar atasnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong, meneguhkan, dan menjaga dia dari berbagai tipu daya. (Asbabu Nashrillah lil Mu`minin ‘ala A’da`ihim, hal. 7)

Demikianlah bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dalam menghadapi tipu daya musuh-musuh Islam. Betapa pun segenap kekuatan telah dimiliki, namun pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap diharapkan.
Wallahu a’lam.

Sumber :
www.asysyariah.com


Diperbolehkan mengkopi artikel dengan menyertakan sumbernya.

....................readmore

gravatar

AJARAN KAFIR AHMADIYAH

Share/Bookmark




Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa beliau bersabda; 

لا تقوم الساعة حتى يخرج ثلاثون دجالا كلهم يزعم أنه رسول الله

“...tidak datang hari kiamat sampai muncul tiga puluh orang dajjal semuanya mengaku sebagai rasul” HR Muttafaqun ‘Alaihi.

Sudah menjadi aqidah Islam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah penutup para Nabi dan Rasul. Sejarah mencatat ketika Aswad Al Ansi dari Yaman, Musailamah Al Kadzdzab dari Yamamah mengaku sebagai nabi, tidak seorang pun shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang masih hidup ketika itu ketinggalan dan ragu dalam memerangi dan mengkafirkan mereka beserta para pengikutnya. Musailamah Al Kadzdzab, nabi palsu ini diperangi oleh Abu Bakar As-Shiddiq Ra dalam peperangan yang dipimpin oleh Khalid bin Al Walid dan mati ditangan Wahsyi Ra. Setelah itu bermunculanlah nabi-nabi palsu seperti yang diwanti-wantikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada hadits diatas. Diantara mereka, Thalihah Al Asadi yang diikuti oleh Bani Asad, Sujjaah seorang dukun yag diikuti oleh Bani Tamim dan Al Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi dari Tsaqif, setiap mereka mengaku sebagai nabi dan ummat Islam ketika itu tidak ragu dan ketinggalan bersama-sama para shahabat Ra yang masih hidup, memerangi dan mencap mereka sebagai orang-orang yang murtad.

Pada surat Al Ahzab ayat; 40 yang artinya; “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al ahzab: 40) Imam ahli tafsir Ibnu Katsir rahimahullah berkata; “…Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan dalam kitab-Nya dan rasul-Nya dalam sunnahnya yang mutawatir bahwa tidak ada nabi setelahnya. Hal ini agar semua orang mengetahui bahwa siapa pun yang mengaku-ngaku sebagai nabi setelah beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ia adalah pendusta besar, pembual, dajjal sesat dan menyesatkan…”

Akan tetapi ajaibnya masih saja ada orang yang mengaku akalnya sehat tertipu dengan bualan Mirza Ghulam Ahmad, yang lainnya membela dan merasa risih mengkafirkan mereka. Padahal orang ini disisi pengakuannya sebagai Nabi ia juga mengaku sebagai Al Mahdi, Al Masih, mujaddid bahkan ia mengaku sebagai Nabi Isa, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Yusuf, Yahya Alaihimusshalaatu Was Salaam, bahkan ia mengaku sebagai Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, sampai-sampai ia menganggap dirinya lebih utama dari seluruh Nabi dan Rasul. Dari sini bukan merupakan keanehan apabila orang ini juga mengaku sebagai Maryam ibunda Isa Alaihis-Salaam atau sebagai Malaikat Mikail Alaihis-Salaam , seperti yang ia sebutkan sendiri dalam tulisannya Nuzulul Masih (hal: 964), Izalatul Awham (hal; 253) dan Haqiqatul Wahyi (hal; 22). Oleh karena itu Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah Mufti Saudi Arabia (wafat;1389 H) berkata; “Orang ini kalau bukan gila, maka ia lebih kafir daripada yahudi dan nashrani…bahkan barangsiapa yang tidak mengkafirkannya maka ia kafir wajib dimintai taubat, apabila ia bertaubat (maka dilepas) kalau tidak, dibunuh sebagai orang yang telah murtad”. lihat Majmu’ Rasail wal Fatawa Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh rahimahullah.

Sumber :
berbagai sumber

Diperbolehkan mengkopi artikel dengan menyertakan sumbernya.
....................readmore

Kalender

Banner Back Link



Untuk yang mau tukar & naruh banner seperti di atas tinggal copy & paste kode berikut

Bahasa

SMS Gratis

Pengikut