gravatar

Utang Beban Berat Dunia Akhirat

Share/Bookmark

Ada pengalaman menarik dari teman yang akan saya bagi..
Teman saya adalah seorang pelajar. Berinisial W. Meskipun begitu dia mempunyai profesi tambahan sebagai penjual pulsa atau konter keliling begitu lah..(^_^)

Beberapa hari yang lalu saat dia sedang duduk di bangku kelas tiba - tiba ada yang lewat. Eh, ternyata mau bayar pulsa. Saat itu dia bilang "W**, mau bayar pulsa selak g tenang aku. Takut kebawa sampai akhirat"
Saat itu pun aku terkagum,ternyata ada anak yang memikirkan hutang sampai segitunya. Saya sendiri pun jarang memikirkan utang. Tapi setelah kejadian itu saya baru sadar.
kali ini saya akan bahas yaitu tentang "Utang Beban Berat Dunia Akhirat" ...........


Makin akhir dunia ini makin aneh, Dahulu orang miskin sangat sulit untuk mencari utang namun sekarang banyak orang kaya menawarkan hartanya untuk diutang. Banyak yang tergiur dengan tawaran ini, yang asalnya tidak kepikiran utang akhirnya berutang demi memenuhi kebutuhan perabotan yang tidak begitu penting.
Masalahnya menjadi rumit dan runyam tatkala yang berutang menyepelekan kewajiban membayar utang sehingga terjadi selisih paham antara pemberi utang dan yang di.beri utang.
Secara Syar’i hukum utang adalah boleh dan mubah, terutama apabila membutuhkan. Ada beberapa hal yang harus disadari bagi orang yang berhutang:


  1. Tanggungan utang tidak akan diampuni Allah sekalipun mati syahid, sampai utang itu dibayarkan atau orang yang memberi utang merelahkan atau mengikhlaskannya.
  2. Biasanya orang yang berutang banyak ingkar janji dalam waktu tempo pembayaran sehingga dikhawatirkan akan masuk dalam jeratan sifat munafik
  3. Jiwa seseorang selalu berurusan dengan utangnya.
Rasulullah berdo’a “ Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada Mu dari perbuatan dosa dan banyak utang.” (HR. Al Bukhori).

Pada suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw “ Mengapakah engkau sering berlindung kepada Allah Swt dari banyak utang?'”, beliau menjawab “orang yang berutang apabila berkata dusta dan apabila berjani menyelisihi” (HR.Al. Bukhari), oleh karena itu janganlah berutang kecuali kalau dalam keadaan mendesak, apabila terpaksa berutang  maka berutanglah secukupnya saja serta berusahalah untuk segera membayar utangmu karena bahaya besar mengancam orang yang melunasi utangnya Rasulullah Saw bersabda “ Utang itu ada dua macam, barang siapa yang meninggal dunia sedang dia sebelumnya dia berniat untuk membayar utangnya, maka aku yang akan mengurusinya, Namun barang siapa yang meninggal dunia tanpa ada niatan untuk membayar utangnya maka kelak sebagian kebaikannya akan diambil, padahal saat itu sudah tidak ada lagi dinar dan dirham” (Shohih, HR. at Tirmidzi).

Sumber:
Majalah Al Furqon Edisi ke 7 Th ke 8 1430/2009

Kalender

Banner Back Link



Untuk yang mau tukar & naruh banner seperti di atas tinggal copy & paste kode berikut

Bahasa

SMS Gratis

Pengikut